Terumbu Karang Perawan Sejauh Mata Memandang (TN Wakatobi Bag. 7)

Perjalanan menuju lokasi yang dijanjikan Pak Hamid diselingi berkali-kali perahu harus mematikan motor perahu, karena bertemu dangkalan yang penuh terumbu karang segar cantik warna-warni. Motor perahu harus dimatikan agar terumbu karang tidak ada yang terluka. Setiap kali kami mendayung di atas dangkalan-dangkalan itu, wajah-wajahnya siap nyebur, haha. Kata Pak Hamid, beluuuum.. Jadi ya, dangkalan-dangkalan itu buanyaaaak sekali. Dan full taman bunga!

Akhirnya kami keluar dari kelungkung pulau-pulau kecil, tiba di tengah laut biru donker navy yang keren. Nelayan bertebaran di mana-mana, kami mendekati salah satu nelayan dan membeli seember besar ikan segar yang baru ditangkap. Harganya, lima puluh ribu seember besar!

Pak Hamid mengatakan ia dan crew akan ke pantai untuk memasak ikannya. Lalu tetiba ini terhampar di hadapan kami:

Wakatobi 048

Masya Allah, sejauh mata memandaaaaaaaaaaaaaaaang..
Saya sempat perkirakan luasnya, kira-kira mungkin lima kali lapangan bola, maybe more! Full warna-warni terumbu karang utuh tak tersentuh!

Wakatobi 044

Ini jamnya laut surut, maka area terumbu karang yang dekat pantai semuanya menyumbul ke permukaan! Bagaikan taman bunga yang tetiba keluar dari dasar lautan.

Gegara keasyikan motret di area dangkal inilah, sambil tertatih melangkah menjaga kaki tidak menyentuh karang, bagai tidak habis-habis, tau-tau mas Mahrun sudah memanggil-manggil dari pantai untuk makan. "Ikannya sudah matang!"
Sementara area yang dalam belum lagi kami ceburi, dududuh. Area yang dalam ini juga konturnya wall, dengan mudah seseorang bisa melihat kontur ini dari atas perahu karena beningnya. Baiklah, makan dulu.

Wakatobi 049 Wakatobi 051



Ini ikan-ikan saking segernya, warna tulangnya belum berubah. Biru turquoise!

Wakatobi 003

Sesekali nelayan lewat berjalan kaki membawa hasil tangkapannya hari itu. Termasuk bapak nelayan yang baik ini, yang membolehkan kami pinjam pikulan ikannya untuk pepotoan.

Wakatobi 054

Akhirnya yang sempat nyebur sebelum kami bertolak lagi adalah Titi. Dan saya bisa melihat area dalam masih terbentang luas lagi. Kontur wall yang mempesona itu menanti saya selami. Waktu itu belum certified, huhu.

Kami meninggalkan taman bunga seluas lima kali lapangan bola maybe more itu, we were blown away. Kalau area ini saja tidak ada yang tahu selain nelayan setempat, pastinya banyak area lain yang serupa yang juga tidak tersentuh manusia. Dan seperti halnya saya juga tak hendak merinci lokasi persis taman bunga ini, marilah biarkan yang lain juga demikian. Sepakat?

Wakatobi 056

To Be Continued

Next:
Suatu Sore di Kampung Suku Bajo, Desa Sama Bahari

Comments